Kau Datang Sebagai Lilin
Kau Datang Sebagai Lilin | Titian Cinta Pena Islami
Puisi--Dara Salsabila. tidakkah kau melihat rona wajah ini
saat kau datang memberikan cahaya merah yang redup namun pasti
sumringah terpancar indah
harapan kembali hidup
takutku dalam gelap hilang seketika
kecilmu bukan berarti kau tidak berarti apa-apa, kawan
jangan pernah mengira demikian
cahaya merah yang remang-remang
api kecil yang menyala
sudah mampu memberikanku cahaya baru
asa baru
dalam menempuhi asaku
aku tidak menuntutmu untuk jadi
matahari, raja penakluk siang
dan aku tidak pula memintamu untuk jadi
bulan, ratu penguasa malam
dengan kau datang sebagai lilin
itu sudah sangat cukup untukku sebagai penerang
penenang hati, pengusir galau, pengusir rasa takutku dalam gelap
bukan hanya itu, kawan
sebenarnya kau lah seorang pemenang
mungkin orang-orang kan menilai
aku sangat berlebihan dalam memberikanmu pujian
atau bisa jadi orang-orang menilai
aku sangatlah bodoh
karena telah memilihmu sebagai kawan
satu hal yang harus kau ingat, kawan
kata-kata mereka hanya bumbu ikatan persahabatan
menjadi pemanis sejarah perjalanan dua hati
yang telah berjanji untuk selalu setia menemani
satu hal yang harus kau yakin, kawan
pujian itu sangat layak untukmu
sangat sepadan dengan pendirianmu
matahari hanya bisa menemaniku di siang hari dengan
cahayanya yang sangat menjagad raya
dan bulan yang hanya bisa menemaniku di malam hari
dengan gemerlapan sinarnya
lalu bagaimana dengan cahayamu?
asal kau tau, kawan
cahayamu adalah sinaran cinta
cahaya itu hanya mampu menjangkau mataku
dan aroma di sekelilingku
tidak lebih dari itu
itu yang membuatku terharu
Asal kau tau, kawan
di saat matahari dan bulan berbagi cahaya dengan jagad raya
disaat itu aku rasa, aku dengan yang lainnya hanyalah sama
disaat kau hadir dengan sedikit cahaya
namun pasti adanya, disaat itu kau merasa
akulah orang paling bahagia di dunia
Kau Datang Sebagai Lilin | Titian Cinta Pena Islami
Puisi--Dara Salsabila. tidakkah kau melihat rona wajah ini
saat kau datang memberikan cahaya merah yang redup namun pasti
sumringah terpancar indah
harapan kembali hidup
takutku dalam gelap hilang seketika
kecilmu bukan berarti kau tidak berarti apa-apa, kawan
jangan pernah mengira demikian
cahaya merah yang remang-remang
api kecil yang menyala
sudah mampu memberikanku cahaya baru
asa baru
dalam menempuhi asaku
aku tidak menuntutmu untuk jadi
matahari, raja penakluk siang
dan aku tidak pula memintamu untuk jadi
bulan, ratu penguasa malam
dengan kau datang sebagai lilin
itu sudah sangat cukup untukku sebagai penerang
penenang hati, pengusir galau, pengusir rasa takutku dalam gelap
bukan hanya itu, kawan
sebenarnya kau lah seorang pemenang
mungkin orang-orang kan menilai
aku sangat berlebihan dalam memberikanmu pujian
atau bisa jadi orang-orang menilai
aku sangatlah bodoh
karena telah memilihmu sebagai kawan
satu hal yang harus kau ingat, kawan
kata-kata mereka hanya bumbu ikatan persahabatan
menjadi pemanis sejarah perjalanan dua hati
yang telah berjanji untuk selalu setia menemani
satu hal yang harus kau yakin, kawan
pujian itu sangat layak untukmu
sangat sepadan dengan pendirianmu
matahari hanya bisa menemaniku di siang hari dengan
cahayanya yang sangat menjagad raya
dan bulan yang hanya bisa menemaniku di malam hari
dengan gemerlapan sinarnya
lalu bagaimana dengan cahayamu?
asal kau tau, kawan
cahayamu adalah sinaran cinta
cahaya itu hanya mampu menjangkau mataku
dan aroma di sekelilingku
tidak lebih dari itu
itu yang membuatku terharu
Asal kau tau, kawan
di saat matahari dan bulan berbagi cahaya dengan jagad raya
disaat itu aku rasa, aku dengan yang lainnya hanyalah sama
disaat kau hadir dengan sedikit cahaya
namun pasti adanya, disaat itu kau merasa
akulah orang paling bahagia di dunia